Sabtu, 30 Juli 2016

RANU KUMBOLO


Ziffa mempererat genggaman tangannya di lenganku tanpa menghiraukan aku yang juga kaku karena tegang dan dingin. Dia tak henti-hentinya terisak lirih ketakutan. Suaranya gemetar, nafasnya tercekat setiap kali kaki kami menginjak ranting kering dan patah. Aku sendiri tidak ingin bersuara, aku takut mendengar suaraku yang pasti parau karena tenggorokan ini sudah sangat kering dan pahit. Aku tidak mau suaraku didengar oleh makhluk-makhluk hutan ini dan mengundang mereka ke tempat kami. Aku dan Ziffa hanya bergerak terus menerobos kabut dingin gunung Semeru. 
Kami terpisah dari tim peneliti botani dari universitas kami saat Ziffa minta izin untuk buang air kecil. Aku tentu saja menemani dia karena aku adalah pacarnya. Kami berhenti di sebuah ceruk batu yang terlindung pohon besar, Ziffa melakukan panggilan alamnya sedangkan aku menunggu dia dari balik pohon. Tim bergerak pelan-pelan melanjutkan perjalanan karena mereka tahu aku hafal rute balik ke perkemahan kami. Waktu itu matahari sudah tampak rendah di ufuk barat, jarum jam menunjukkan pukul 4.30, belum terlalu gelap. Akan tetapi cuaca di gunung memang sulit ditebak. Baru saja cuaca cerah tiba-tiba kabut tipis mulai turun. Aku berteriak memanggil Ziffa untuk segera menuntaskan hajatnya. Dia hanya berteriak balik menyuruhku untuk menunggu sebentar dan melemparkan sebotol air ke arahnya. Dia bilang perutnya tiba-tiba sakit. Aku mendesah kesal.
Sekitar lima menit berselang aku mendengar gemericik air dituang dari botol, aku sudah ingin menggoda Ziffa lalu tiba-tiba diam tertegun melihat gumpalan kabut yang berputar-putar dari arah jalan setapak tempat dimana teman-teman kami baru saja berdiri.  Kabut itu semakin lama semakin membesar dan tampak bergerak mendekat kearah kami. Aku berteriak ke Ziffa untuk melihat kejadian ini tapi rupanya Ziffa sudah berdiri di belakangku. Wajahnya kelihatan kaku, bibirnya berkedut aneh lalu dia berkata, “Ayo kita pergi sayang. Lari.. lari…” Ziffa gemetar, aku bingung. Kalut melihat kabut misterius yang menebal dan khawatir dengan keadaan Ziffa yang tiba-tiba aneh aku segera meraih tangannya dan menariknya pergi dari tempat itu. “Iya, kita harus lari,” ucapku sambil menggelandangnya. Aku terus menariknya sambil berlari tanpa mempedulikan arah. Aku merasa kabut itu seperti wedhus gembel di gunung Merapi yang mampu menghanguskan apapun yang di laluinya. Aku tidak ingin terpanggang di hutan ini bersama kekasihku. Aku lupa apakah itu wedhus gembel atau bukan, yang ada dalam pikiranku hanyalah berlari menjauh dari kabut gelap itu. Disaat kami berlari itulah tiba-tiba tanah yang kami pijak bergerak, yang aku tahu hanyalah Ziffa tergelincir ke lereng yang terjal. Tangannya yang aku pegang menarikku ikut terjun. Kami jatuh terguling-guling. Lalu gelap.
Ziffa merasa hidup kami berdua akan berakhir di hutan Tengger ini. Dia tak pernah menyangka perjalanan explorasi botani di Taman Nasional gunung Bromo-Tengger-Semeru yang awalnya penuh dengan canda tawa  akan berakhir seperti ini. Di tengah belantara hutan yang gelap dan dingin aku masih berusaha untuk menjaga harapan hidupku. Pagi pasti tak akan lama lagi dan tim evakuasi akan segera menemukan kami. Aku hanya ingin mencari tempat berlindung yang lebih layak karena kekasihku tampaknya tak mampu berada di tengah alam bebas. Tas ransel Ziffa mungkin tertinggal di ceruk batu itu sedangkan ranselku sendiri hanya berisi buku catatan, kotak plastik, beberapa makanan ringan, pisau dan senter yang pecah. Air minum telah habis sejak Ziffa memakainya untuk membersihkan diri sedangkan peta dan kompas ada di ketua tim expedisi kami. Yang tersisa untuk kami adalah kemustahilan untuk menemukan jalan pulang malam ini juga.
Cahaya yang berasal dari nyala api di kejauhan membesarkan hatiku. “Sayang, tenanglah. Kita selamat. Lihat di sana ada api, pasti ada orang berkemah di sana.” “Benarkah? Syukurlah ayo kita segera ke sana,” jawab Ziffa. Dia tampak lebih bersemangat setelah melihat nyala api itu. Setelah berjalan cukup lama sampailah juga kami di tempat api tersebut. Ada sebuah tenda berwarna coklat lusuh dan tampak tua sekali. Cahaya api yang kami lihat rupanya adalah sebuah lampu minyak yang di sekeliling apinya ada kaca kotor berwujud corong, menggantung di depan pintu masuk tenda. Lentera kaca yang sangat kuno. Sejenak perasaan tidak mengenakkan menerpa diriku. Tapi, Ziffa sudah memanggil-manggil orang yang mungkin berada di balik kain tebal itu. “Permisi, permisi. Ada orang? Bisakah kami meminta bantuan?” Terpaan angin basah menjawab panggilan Ziffa. Lalu suara kecipuk air menumbuk batu terdengar lirih. Ada air di sekitar tempat ini batinku.
Tak ada siapapun di tenda itu kecuali bayang-bayang api yang meliuk-liuk membias di dinding tenda. Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam tenda tua itu. ketika tanganku menyibak pintu tenda, kain kasar yang rapuh menyentak jari-jariku. Tenda ini bisa saja runtuh menjadi debu kapan saja karena usangnya. Pintu tenda terbuka, cahaya lentera menembus sela-sela tubuh kami menerangi sedikit bagian tenda yang memang tidak luas. Sebuah gaun putih pudar tergeletak di samping sebuah mantel coklat. Aneh sekali di tempat seperti ini kami mendapati sebuah gaun kuno yang biasa aku lihat di film-film klasik Eropa. Ya, gaun yang biasanya dipakai oleh wanita-wanita Eropa di abad ke-18.
                                                                        ***
Aku menepuk-nepuk pipi Ziffa yang masih belum sadarkan diri. Mengguncang-guncang tubuhnya perlahan agar dia segera siuman. Hanya dia satu-satunya sumber kekuatanku saat itu. Ditengah alam, dimalam buta dengan tubuh perih dan letih setelah terjatuh dari lereng menyadarkanku bahwa kami berdua telah tersesat. Tak ada cahaya yang cukup terang di langit, hanya suara nafas kekasihku yang memberi petunjuk arah di mana tubuhnya berada. Aku kehilangan arah, aku tersesat gara-gara kabut yang mengejar kami. Akhirnya Ziffa terbangun, dia langsung menangis, tangannya memukul-mukulku. Aku berusaha menenangkannya dengan mengatakan bahwa aku bersamanya, dia mulai tenang. Ziffa memeluk leherku dan bangkit duduk. Aku berusaha bersikap tenang agar dia tidak semakin takut, aku bilang padanya bahwa kita akan melawati semua ini berdua dan akan selamat. Setelah kakinya mampu berdiri lagi kami mulai bergerak mencari tempat berlindung hingga akhirnya kami mendapati diri kami berada di depan sebuah tenda tua.
 
 Ziffa masuk ke dalam tenda itu duluan. Aku kembali keluar untuk memeriksa sekeliling tenda. Aku tetap beranggapan bahwa pemilik tenda ini sedang keluar entah kemana. Sekeliling tenda aman. Di samping kiri agak jauh dari tenda aku melihat sedikit kilatan cahaya terpantul. Aku ingat bahwa aku mendengar suara air. Pasti itu adalah sebuah danau karena jika itu sungai aku tidak mendengar suara air mengalir. Aku kembali ke pintu depan tenda. Kusibakkan sekali lagi kain rapuh yang kasar itu. Seketika mataku terbelalak, aku melihat seorang perempuan muda memakai gaun putih kuno. Aku hendak meminta maaf kepadanya lalu aku tersadar bahwa wanita itu adalah Ziffa, kekasihku. Dia telah memakai gaun itu.
Dia tampak cantik di tengah ruangan tenda yang sempit. Wajahnya anggun melembut karena cahaya lentera. Yang tampak nyata bagiku adalah aku tak lagi melihat kegelisahan ataupun ketakutan di matanya. Dia tampak begitu tenang. Aku duduk di sampingnya dan berkata, “Ada semacam danau atau telaga di sebelah kiri kita, sayang. Mungkin pemilik tenda ini ..” kalimatku terpotong oleh suaranya yang lembut tapi tegas. “Ranu Kumbolo.” Aku memandanginya keheranan, “Ra.. Ranu Kumbolo? Apa maksudmu, sayang? Siapa dia?” Ziffa memandangku lalu berkata, “Danau itu namanya Ranu Kumbolo. Danau sakral di kaki gunung Semeru.” “Oh, kamu tahu tempat ini? Eh.. tapi kenapa kamu memakai baju ini? Bagaimana jika pemiliknya datang dan tidak terima?” aku menghujaninya dengan pertanyaan. “Tenanglah sayang,” kata Ziffa. “Aku tahu tempat ini dengan baik, aku yakin tenda ini telah ditinggalkan pemiliknya jadi jangan khawatir kita bisa bermalam di sini.”
Ziffa menarik tubuhnya mendekatiku, disandarkan kepalanya di dadaku tangannya memeluk erat tubuhku. Aku merasa agak heran dengan apa yang dia lakukan setelah semua kejadian yang kami alami. Tapi secara refleks aku membalas pelukannya. Kami saling memandang dan dia bilang dia menyayangiku. Aku hendak mengatakan hal yang sama tapi urung aku lakukan karena dia telah mendorongku jatuh terlentang. Sebagai lelaki aku tentu saja sulit menahan diri ketika kekasihku bersikap seperti ini. Kepalaku dipenuhi oleh nyanyian-nyanyian cinta yang memaksaku melepaskan seluruh kendali diriku. Ketika dia telah duduk di perutku, aku tiba-tiba tersadar. Rambut Ziffa berwarna hitam bukan coklat gelap seperti ini dan yang aku tahu dia juga tidak akan melakukan hal seberani ini kepadaku. Sontak aku mendorongnya kebelakang dan menarik tubuhku menjauh. Aku pandang dia dan berteriak, “Ziffa.. Ziffa.. kau siapa? Kamu bukan Ziffa. Kemana dia?” Aku semakin meracau karena pikiranku telah dikuasai oleh kebingungan dan rasa takut yang amat sangat. Aku tidak kenal siapa wanita cantik yang berada di depanku dan aku juga khawatir dengan keadaan Ziffa. Aku bahkan tidak tahu dimana dia sekarang.
Gelombang ketakutan semakin menelanku. Perempuan bergaun putih itu kini berdiri di depanku. Dia tersenyum lebar sekali, lalu suara tawa yang mengerikan memenuhi setiap inderaku. Aku menendang-nendang sampai keluar dari tenda. Berlari di kegelapan karena nyala lentera yang tak sanggup lagi menerangi lebih jauh membuatku kehilangan arah. Aku tersandung dan jatuh ke air. Nafasku pendek terputus-putus. Keringat dingin mengucur dari dahiku walaupun kakiku terasa dingin membeku. Ranu Kumbolo, aku berada di danau yang diucapkan wanita itu ketika di dalam tenda. Perlahan-lahan wanita itu mendekat, lentera tadi sekarang berada di tangan kanannya. Dia berjalan begitu halus, melayang tipis di atas tanah. Aku bisa melihat sekelilingku penuh dengan air yang beriak. Aku membuka mulutku bertanya, “Apa yang kamu inginkan? Kenapa kamu menggangguku?” Wanita itu tersenyum, “Aku menyukaimu wahai pemuda, menikahlah denganku malam ini juga dan kamu akan merasakan kenikmatan yang tiada berujung. Malam pengantin kita tak akan pernah berakhir. Hihihi..” “Tidak, aku tidak mau. Aku ingin kembali ke kekasihku. Aku ingin kembali ke teman-temanku.” “Lelaki bodoh, aku menawarkanmu kehidupan yang abadi penuh dengan kenikmatan tapi kamu menolaknya. Kalau begitu kembalikan sesuatu yang telah kau ambil dari hutan tadi. Atau kamu ingin berada di sini selamanya.” Aku terperanjat dalam ketakutanku. Sesuatu yang telah aku ambil dari hutan. Apa, aku bahkan tidak ingat telah mengambil sesuatu yang berharga dari dalam hutan. “Aku tidak mengerti maksudmu. Apa yang telah aku ambil darimu?” “Jangan berbohong wahai manusia, kembalikan Naga Kesara yang telah kau ambil. Kalian selalu saja datang dan mengambil milik kami tanpa meminta izin pada alam. Kalian merusak tempat kami tinggal.”
Naga Kesara. Aku tidak pernah sekalipun mendengar nama benda itu. Nama sesuatu yang sepertinya berasal dari bahasa Jawa atau mungkin Sansekerta. “Aku tidak mengerti, aku tidak mengambil Naga yang kamu maksud. Aku hanya ingin meniliti tanaman di tempat ini.” Wanita itu semakin dekat, lentera yang dia bawa tampak semakin besar nyala apinya. Dia tertawa lagi dan berkata, “Apapun alasanmu aku tahu kamu membawanya, Naga Kesara itu adalah milik kami. Untung aku menyukaimu wahai pemuda, jika tidak aku sudah membakarmu habis dan menenggelamkan belulangmu di dasar Ranu Kumbolo ini.” Aku tiba-tiba ingat bahwa aku telah mengambil beberapa bunga dan daun Messua ferrea. Tentu saja aku mengambilnya karena salah satu tujuan kami datang ke sini adalah untuk membandingkan tanaman berkhasiat yang lebih dikenal dengan sebutan pohon Dewandaru yang tumbuh di hutan ini dengan yang telah ditanam di daerah dataran rendah. Menyadari akan hal itu aku segera berkata, “Maafkanlah aku, aku memang memetik bunga dan daun Dewandaru aku menyimpannya di kotak di dalam tasku. Ambilah, aku mohon jangan ganggu aku.” Perempuan yang menyerupai gadis belanda itu terbang mundur sambil tertawa, lentera itu dia lemparkan kearahku. Aku berteriak sambil menutupi wajahku. Habis, tamatlah aku sampai disini. Lentera itu jatuh di depanku tapi apinya tidak membakarku. Lentera itu tenggelam, nyala itu lenyap. Lalu gelap.
 
 
Pipiku ditepuk-tepuk, tubuhku diguncang-guncang. Saat kubuka mataku aku melihat Ziffa menangis. Teman-teman expedisiku tampak cemas. Beberapa orang dari tim medis sedang merawatku. Aku selamat. Aku memeluk Ziffa, berbisik di telinganya bahwa aku mencintainya. Dia berkata bahwa dia juga mencintaiku walaupun kemarin dia sempat kebingungan karena melihatku berlari meninggalkannya di hutan sendirian.
Sehari berlalu, aku telah sepenuhnya pulih. Aku ditemani seorang juru kunci gunung semeru di klinik tempat aku dirawat. Setelah menceritakan segala yang terjadi padaku malam itu, orang sepuh itu tersenyum. Dia bilang, “Kamu sedang tidak beruntung sekaligus beruntung, Nak.” Terus terang kalimatnya membuatku bingung. Setelah bertanya apa maksud ucapannya, lelaki tua itu melanjutkan, “Kamu tidak beruntung karena kamulah yang di datangi penunggu kaki gunung Semeru karena kalian tidak meminta izin ketika akan melakukan kegiatan kalian. Tapi kamu beruntung karena rupanya si penunggu itu menyukaimu. Sering kali pendaki hilang dan tak ditemukan lagi. Kalaupun diketemukan, mereka sudah menjadi mayat.” Aku terperanjat, bulu kudukku meremang. “Kenapa yang datang padaku menyerupai kekasihku, Kek? Tapi kemudian aku melihatnya seperti noni Belanda.” Si juru kunci berkata, “Ya, biasanya si penunggu selalu menggoda korbannya untuk bercinta, dia bisa menyerupai siapa saja. Dan jika hubungan itu terjadi maka kamu tidak akan pernah bisa kembali ke sini. Jiwamu akan terus tersesat menjadi budak si penunggu itu. Tentang noni Belanda, memang Ranu Kumbolo dahulu pernah menjadi tempat beristirahat orang Belanda. Lalu entah kenapa ada yang meninggal disana. Mungkin saja yang kamu lihat semalam ingin menunjukkan sesuatu kepadamu.” Kakek itu pamit sebelum aku sempat selesai menanyakan segala sesuatu yang berkecamuk dalam pikiranku.
Aku dan rombongan akhirnya kembali ke Surabaya. Di perjalanan aku baru sadar bahwa aku tidak tahu siapa si kuncen itu sebenarnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu semua cerita itu jika tak pernah ada yang selamat sebelumnya. Lagi pula tak seorangpun dari anggota expedisi melihat aku dijenguk seseorang, Ziffa pun tidak. Sesampainya di Surabaya aku mencoba menghubungi klinik tempat aku dirawat. Aku ingin menanyakan apakah mereka mengenal siapa lelaki yang mengaku sebagai juru kunci Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru yang menjengukku. Suara di seberang sana hanyalah dengungan halus lalu suara tawa noni Belanda itu terdengar berderai-derai.
*NagaKesara atau Nagasari atau lebih dikenal dengan Dewandaru
*Ranu Kumbolo danau indah di kaki gunung Semeru

Jogja dan Langit Jingga



Now Playing Because I Miss You – Jung Yong Hwa ~
         Sinar matahari sore ini begitu lembut membelai retina, meresap dengan sewajarnya hingga cahayanya terbiaskan lewat bintik kuning di mata. Tenang. Langit jingga yang seolah tak pernah memandang peduli tentang siapa saja yang memandanginya dengan penuh pertanyaan-pertanyaan yang jelas subjeknya tak akan mendengarnya. Mata-mata yang memandanginya dengan harapan yang begitu kuat, seperti keyakinan itu telah mengakar dalam di balik pandangannya.

Langit sore di sudut kota Jogja yang teduh. Cahayanya yang tidak begitu terang sangat membuat saraf-saraf mata terasa nyaman, sinar yang usai tak begitu mencolok. Walau tak tahu sebenarnya ada yang disembunyikan di balik kenyamanan itu.
Rindu. Rasa yang mengusik teduhnya sinar itu. Mata ini terus menerawang kejadian-kejadian yang pernah kita lalui. Bukan salahku juga bila selama ini mendewakan kenangan. Karena di sana selalu ada alasan untuk membuatku tetap tersenyum di balik kamuflase yang kulakukan di antara mereka di sini.
Rindu. Gejolak rasa yang seolah menuntut hadirnya kamu di sini. Walau aku perlahan sadar bahwa tuntutan itu tak bisa terpenuhi hingga tenggelamnya matahari senja ini. Bahkan aku akhirnya hanya bisa menyelipkan rasa rindu itu bersama dengan tenggelamnya matahari, bersama harapan yang tak kunjung tercapai, bersama cinta yang mulai tak kupercaya hadirnya di antara kita. Tapi, sayangnya, seiring dengan usahaku menenggelamkan semuanya bersama turunnya matahari itu hanya kenangan dan rasa ingin adanya hadirmu di sini. Aku tak tahu seberapa kuat sadarku mengenai ketidakmungkinan adanya balasan darimu, tapi kurasa hatiku juga tak begitu mampu untuk mencoba melupakan hal yang seharusnya tidak kurasakan.
Rasa ini. Tak pernah kubayangkan, kuharapkan kehadirannya di antara kita. Sejak awal aku menyadari betapa kemustahilan itu begitu nyata di antara kita. Aku sangat merindukan saat-saat aku menunggui datangmu, aku akan sangat bahagia saat ekor mataku berhasil menangkap bayanganmu.
Kamu tahu? Di saat orang lain bisa bebas memegang tanganmu dan bebas tertawa bersamamu, di saat itu pula aku sangat bahagia hanya karena aku bebas memandangmu tertawa lepas dengan mereka.
Langit jingga di sudut kecil kota ini selalu setia menjadi temanku, ia penghayat sejati. Membantuku menghayati apa yang sebenarnya terjadi pada kita. Menyadari bahwa ‘aku’ dan ‘kamu’ takkan bisa menjadi ‘kita’.
Bersama dengan teduhnya langit jingga ini, aku merindukanmu. Bukan sepenuhnya merindukanmu, hanya kenangan-kenangan kecil yang pernah kita habiskan bersama. Saat di suatu sore yang sama, di bawah kaki langit yang sama, kita duduk di tempat yang tidak asing lagi. Kamu mendongakkan kepalamu untuk sekadar mendengarkan cerita-ceritaku, bibirku yang terus mengucapkan deretan kata demi kata.
Rindu. Berat aku menyadari peliknya rasa itu, menusuk dengan hunusan yang sama tepat di jantungku. Hingga tiada hentinya aku berharap untuk mengulang saat itu. Bersama denganmu di bawah kaki langit yang sama, memandangi matahari yang mulai yakin tenggelam, lalu sedikit bercerita tentang apa yang kuhadapi hari ini. Bersama dengan teduhnya langit jingga di sudut kecil Jogja aku berharap dapat mengulangnya di waktu yang sama, walau itu hanya enam puluh detik saja. Karena aku mulai bosan dengan rasa yang seolah membuatku merasa bodoh setiap langit mulai berubah warna.
Aku bukannya menyerah untuk berusaha melupakan rasa yang seharusnya ada padaku ini. Aku telah mencoba untuk sebisa mungkin menghapusnya dengan caraku sendiri. Aku telah berusaha mencari celah lagi yang bisa membuatku yakin kemustahilan itu benar-benar nyata di depan mataku. Aku bukannya lelah untuk mencoba lari dari semua hal tentangmu yang ada pada diriku, tapi mengapa kamu kembali saat aku ingin berlari? Mengapa kamu kembali dengan guratan cerita yang sama? Tak bisa kugambarkan seberapa besar inginku melepaskan ikatanku sendiri, tapi aku juga tak tahu pasti mengapa semakin kamu tak menyapaku maka semakin kuat pula ikatan itu. bahkan otakku memeras tenaganya untuk menerka-nerka kira-kira apa yang sedang kamu lakukan sekarang dan apa yang kamu rasakan. Hanya dengan begitu aku merasa sedikit tenang.
Akhir-akhir ini aku menemukan cara baru untuk membuatku tak terlalu mengira apa yang sedang kamu rasakan dan hadapi. Dengan berpikiran bahwa, kamu hanya akan menghubungiku saat kamu merasa terluka dan butuh sandaran saja. Itu berarti kamu dalam keadaan yang sangat baik saat kamu tak memberiku sepotong sapaan atau kabar. Lama-lama aku merasa bosan juga dengan teoriku sendiri. Bahkan anggapanku itu membawamu ke dalam mimpiku. Saat aku membayangkan hari ini kamu menjalani harimu dengan bahagia karena semangat dari orang-orang yang kamu sayangi, mimpiku berkata bahwa kamu dalam keadaan yang buruk bahkan nyaris mati. Sebegitu berartikan bunga tidurku? Iya, sangat berarti buatku. Karena tak ada satupun mimpiku yang tidak melibatkan kamu. Teoriku sejak lama yang sempat kupendam beberapa saat lalu tumbuh lagi.
 
Bersama langit jingga di sudut kecil Jogja, diam-diam aku mendoakanmu. Haruskah aku mengatakan padamu bahwa aku mengharapkanmu? Tidak kan? Di saat orang lain sibuk mengatakan untuk mendoakanmu dan kamu memohonnya untuk mendoakanmu, kurasa, tanpa kamu ketahui dan tanpa kamu suruh pun… aku selalu menyebutmu di setiap doaku.
Begitu beratnya aku meninggalkan kebiasaan yang dulu. Saat masih di dimensi yang sama, mengerti keadaanmu dan kondisimu saat itu. tapi sekarang dimensi yang berbeda membuatku terpaksa meninggalkan kebiasaan itu dan seharusnya kamu harus tahu apa jawabannya… tidak berhasil juga.
Lalu, hal mana lagi yang harus kuandalkan agar aku bisa berhenti mengejar kemustahilan ini? sering sekali memohon untuk berhenti tapi mengapa saat bibirku berkata berhenti, hatiku berkata lain, mengapa hatiku tetap bertahan dengan rasaku padamu.
“Its hard to tell your mind to stop loving someone when your heart still does”
Ya. itu hal yang kualami sekarang. Bibirku berkata berhenti tapi hatiku berkata tidak. Tapi apa yang bisa kuperbuat? Tak ada. Kurasa, memilih untuk tetap diam dan menunggu dan mengejar kemustahilan itu saja. seperti pengecut pada umumnya ~
Langit jingga di sudut kecil Jogja ini terlalu teduh buatku memikirkan segala tentangmu. Aku merasa nyaman dalam kekhawatiranku. Mungkin dialah salah satu bius yang meredakan rinduku padamu. Hanya salah satu dan bagian yang teramat kecil.
Tapi, hal yang kusadari bersama dengan langit jingga di sudut kecil Jogja ini adalah betapa sulitnya menjadi seorang pengagum yang sejak sekian lama masih mencari-cari jawaban sendiri atas kegelisahan yang dirasakan. Betapa bingungnya menanggung rindu yang seharusnya tidak diberikan untuk orang yang tidak pantas. Paling tidak dengan hal itu aku juga mengerti bagaimana cara untuk merasakan rindu. Ruangan di mana segala bisa bersatu. Rindu yang melilit kesepian.
Dan beginilah caraku menguras rindu; membasuh wajah dengan air mata, menyesali diriku dengan semuanya dan mengutuk keraguan dalam hati.

Jingga siang hari

Langit kepalsuan telah menipu waktu
Aku terjebak sebelum senja
Seakan aku berada dalam perputaran yang dipercepat
Segera aku hendak bergegas....

Akupun terkejut...
Langit Tuhan masihlah siang
Manusia menyamainya hendak serupa
Sayangnya senjamu adalah dusta

Sesaat aku terkesima
Saat itu juga aku seperti terlupa
Jam masih menunjukkan siang
Mengapa ada jingga di langit...??


Langit kepalsuan telah menipu waktu aku terjebak sebelum senja seakan aku dalam perputaran yang dipercepat segera aku hendak bergegas Aku pun terkejut langit Tuhan masihlah siang manusia menyamainya hendak serupa sayangnya senjamu adalah dusta Sesaat aku terkesima saat itu juga aku seperti terlupa jam masih menunjukkan siang mengapa ada jingga di langit ?

Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/nainggolan-rinta/senja-di-waktu-siang_579cdb9db192739d252f83ca

Rabu, 27 Juli 2016

TAK LAGI CINTA

Dan bila cinta tak lagi menganak padu
mendidihkan rindu
melahirkan temu
usah kau bergelut dalam sisa hujan
mendongkrak sendu
bingkai saja dalam selembar kertas
agar kutahu bagaimana mengisi waktu
mengukir cerita baru
Jangan lagi mengulur waktu
katamu cinta kini meragu
kataku cinta meramu ambigu
gagu
penuh desas-desus daun disapu semilir angin candu
mengoyak syahdu
Hampir seluruh senja kita kecap
memainkan bulir-bulir embun pagi
mengisi kekosongan sepi di malam hari
bahkan panas matahari telah sama-sama kita tangisi
kini, kau bilang tak lagi cinta
akh, bagaimana mungkin aku bisa percaya
kau tak lagi cinta
Tapi kenyataan sudah terjadi, engkau ygmengkhianati
dan pergi meninggalkanku dalam sepi
kucoba untuk hadapi kenyataan,
dan inilah aku saat ini tanpamu lagi yg selalu menyakitiku
Biarkan aku bebas, jangan pernah kembali lagi.... 


 

"HANYA SEBATAS MERENTANG SERIBU BAYANG"

♥ ♥ ♥
Akankah berakhir nyanyian cinta yang kukirim untukmu
Karena kesendirian telah begitu memahat
keraguan yang begitu dalam
Disaat langkahku semakin jauh menapaki gerimis
Mengapa desah nafasmu tak pernah kudengar
..... mendesah langit
Yang semakin kurasa
Adalah ketakutanku disaat jauh
tanpa mampu lagi Merengkuh rindumu
yang kian sembilu
Meski selama ini kita hanya
Sebatas merentang seribu bayang


WANITA

 
WANITA memiliki kekuatan yang lebih besar dari seorang PRIA untuk dapat mengampuni lebih banyak, mengasihi lebih banyak, berkorban lebih banyak juga, menjadi penolong yang kuat bagi RUMAH TANGGA NYA…!!
Kecantikan seorang WANITA bukanlah dari pakaian yang dikenakan, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir dan menata rambutnya. Kecantikan seorangWANITA harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat di mana CINTA itu ada…
WANITA cantik melukiskan kekuatan lewat masalah. Tersenyum saat tertekan, tertawa di saat hati sedang menangis, memberkati di saat terhina, mempesona karena mema’afkan…
WANITA cantik mengasihi tanpa pamrih dan mencintai dengan ketulusan hati, serta kekutan dalam iman dan pengharapan... 
                     TUHAN memberikan setiap wanita hati yang siap mengampuni sesamanya bahkan di saat kondisi terpuruk sekalipun…
Berhati – hatilah jika PRIA atau SUAMI membuat seorang WANITA atau ISTRI menangis, karena TUHAN menghitung setiap tetesan air matanya…
Hai PRIA atau SUAMI bukan kalian yang memilih WANITA, tapi WANITA yang memilih kalian. Jadi pantaskanlah diri kalian oleh WANITA yang terbaik dan bernilai, berpakainlah yang menawan dan berwibawa, mapanlah dalam karier, bijaksanalah dalam bertindak, sehingga engkau menjadi PRIA yang dimuliakan oleh WANITA. Karena 
WANITA memilih bukan untuk dirinya, tapi untuk memilih seorang pemimpin dalam sebuah keluarga juga seorang yang layak mendapat penghormatan, dukungan dan dorongan. Karena dibalik kesuksesan seorang PRIA selalu ada dorongan dan pengorbananWANITA hebat.

NINA BOBOKANKU

Selamat malam sayangku, Apa kabar dirimu..?
Lama sudah tak jumpa, kerinduan menghinggapi
Malam ini kuingin kau temani diriku hingga kuterlelap
Obralkan kata cinta seribu kata
Senandungkan lagu NINA BOBOKANKU
Sampai bayangmu tinggalkan tubuhku...
Wahai angin malam semilir
Sampaikan salam membisu
"AKU CINTA PARAS PRIBADIMU"
Andai kau hadir di sini...
Dan kau adalah segala kekagumanku
Sudi kiranya menerima penghormatan
Dari lubuk hatiku yang terdalam
Semoga Tuhan melindungi bathinmu
dan menghadiahkannya untukku
Yang mencintaimu...

HARI KEBALIKAN



Keanehan ini berawal dari kegelapan sunyi malam hari yang mendatangkan dingin sampai menusuk kulit hingga ke tulang. Dan diiringi guyuran air mata langit yang senantiasa menemani kesendirianku di bumi ini. Tak lain dan tak bukan adalah ciptaan yang Maha Kuasa, Penguasa seluruh jagad raya. Malam ini kamarku terasa terbalik, biasanya mempunyai sudut-sudut yang dapat ku ukur sekarang menjadi bundar seperti bola di atas air. Bola raksasa melambung ke atas di dalamnya terlihat seperti rumah. Ini benar-benar gila, rumahku terbang di dalam balon. Aneh, apa aku sudah gila? Tapi ku rasa tidak, rumah semua orang sama keadaannya dengan rumahku.
Kegiatan pagiku berbeda, biasanya aku bekerja dengan rapi dan penuh semangat, tempat kerjaku bersih dan nyaman didampingi aroma menawan parfum entah buatan Paris atau mana dengan secangkir teh menghangatkan aliran saraf otak serta kalbuku. Namun heran! Aku mengenakan pakaian rombeng menuju tempat kerjaku yang kumuh banyak tikus tidak berdasi. Aku mengerjakan tugasku semua, tetapi kalian tahu apa? Tugasku hari ini hanya menghapus data dan aku lihat banyak orang membuang uang ke jalanan. Apa mereka tak berpikir bagaimana susah mencari uang malah dibuang ke jalanan cuma-cuma? Apa hanya aku yang merasakan seperti ini? Semua orang terlihat biasa seolah-olah inilah dunia mereka setiap hari. Aku berjalan, pulang, disambut pedagang-pedagang kaki seribu di tengah jalan bukan di pinggir, menuju istana tidurku yang melayang, heran! kali ini aku berjalan mundur. Apa lagi ini?
Percayakah kalian? Di seberang jalan tersusun gedung mewah nan megah rumah para pengemis, pengamen, dan pedagang kaki seribu. Rumah mereka tidak berterbangan. Saat mengemis mereka berpakaian rapi, sopan, fashionable dengan aksesoris jam tangan dan berdasi, mereka sangat akur. Apakah dunia ini benar-benar terbalik? Atau ini memang keadaan nyata di negeri ini orang di kantor terlihat kumuh tetapi kolong jembatan terlihat bersih. Kenapa semua orang berjalan mundur? Andai aku tahu jawabnya. Imajinasiku mulai melayang menuju angan-angan menuju langit ke tujuh. Mungkin ini pertanda dunia akan berubah dengan tampilan baru yang menawan atau malah sebaliknya dunia ini semakin hancur seperti kerupuk yang diremas begitu saja lalu dibuang atas ulah siapa pun yang tidak bertanggung jawab. Andai aku tahu jawabnya.
Mataku terpana melihat kucing mendekat pada pasangan yang menempel di penopang tubuhku dengan kata NIKE, terlihat tampan bagai Arjuna. Tetapi apa ini hanya perasaanku saja atau memang begitu? Kucing itu berbulu anjing yang menawan, anjing pudel biru cantik jelita. Namun yang terlintas di benakku hanya satu, ini kucing atau anjing? Dan ini jantan atau betina? Pertanyaan tidak berguna membuatku semakin bertanya-tanya dan tidak berdaya dengan keanehan ini. Aku bertemu gerombolan orang di terminal tempat bus yang mengangkut para kelelahan, korban kerjaan, berkaki dua ke rumah mereka.
Semakin kepala berputar ku baringkan tubuhku yang rapuh dan otakku yang terombang-ambing. Tapi badan ini tetap ingin berdiri walau aku merasa sudah cukup kelelahan hari ini. Ku lihat ke sana ke mari Akuariumku kosong, air terkuras habis tidak tersisa, hanya batu di dalamnya dan miniatur karang, namun ikanku masih tetap berenang dan menari layaknya dalam air, tidak ku sangka semua berubah seperti ini.
“Tok, tok, tok.” “Waalaikumsalam” Suara mengetuk pintu dengan kata yang aneh, sengaja aku tak menyambar jawaban apa-apa.
“Selamat hari kebalikan!” ibuku datang dan berkata seperti itu. “Memangnya spongebob Bu pakai acara hari kebalikan segala?” “Aduh Nak kamu ini ketinggalan zaman ya? Makanya hidup itu jangan hanya duduk diam di kantor ngerjain tugas dari bos, kalau salah dimarahi kalau bener kadang juga masih disalahin. Coba lihat dunia luar!” “Maksudnya?” aku masih tetap bingung dengan situasi yang sangat aneh. “Weleh anak Ibu dasar bego ya?”
“Bego bagaimana Bu, memang aku tak tahu maksudnya ini lo?” nadaku sedikit meninggi tetapi aku sadar sedang berbicara dengan siapa dan harus bersikap bagaimana. “Dunia ini sudah gila dan kadaluarsa Nak, lihat semua orang di luar sana, tidak mengurus diri mereka sendiri, hanya orang lain yang diurus. Kalau mementingkan kepentingan umum sih gak apa-apa tapi jangan terlalu melupakan diri hanya demi uang atau materi semata.” Sejenak ibu meminum teh yang sudah ada di genggamannya selagi masih hangat.
“Jadi dunia ini terbalik begitu Bu?” “Nah bisa dibilang begitu, lihat dari satu sisi, memang rakyat adalah tangan-tangan suatu bangsa tetapi bukan berarti mereka bebas dan terlalu bebas sampai melupakan arti apa itu pemerintahan.” “Ibu, Ibu sejak kapan perhatian dengan politik negeri ini?” “Sejak sekarang lah kan ini hari kebalikan. Hahaha…” ibu sambil tersenyum dan tertawa cekakakan seperti tidak tahu aturan.
“Oke biar tidak terlalu politis, ibu ambil contoh sederhana hari kebalikan, mengapa tumbuhan itu tidak bisa bergerak? Pasti itu takdir dan rahasia Tuhan kan? Kalau kita bisa mencerna dalam hidup ini mengapa tumbuhan tetap di tempatnya karena kalau dia jalan-jalan ke sana ke mari proses fotosintesisnya akan susah ia jalani. Misalnya lagi, kalau dia bergerak harus lewat jalan mana jika ingin mengunjungi kerabatnya? Manusia saja sudah sering diterpa macet, apalagi kalau ada tumbuhan.” Omongan ibuku mulai tidak masuk akal tapi aku hanya bisa mendengarnya karena jika diputus di tengah jalan nanti jadi berabe juga.
“Semua di dunia ini penuh dengan teka-teki dan keanehan yang tersembunyi di dalamnya. Kalau kamu pengen tahu, cari tahu dulu mengapa hari ini semua orang pada aneh dan seakan dunia ini gila seperti spongebob yang sedang mengucap ‘selamat hari kebalikan patrick!'” Kepala ini tak sejalur dengan hati, saat ini gundah hatiku dan linglungnya aku tak dapat diwakili oleh raut muka atau rasa di kepalaku. Melihat keterangan ibu yang rumit dan penuh teka-teki membuat otakku seperti dikocok-kocok, aneh tapi menarik! Aku coba cari tahu mengapa hari yang seindah ini dihembus oleh ketidakserasian suasana di dunia? Tiba-tiba ibuku menghilang tanpa pamit atau berucap salam kebalikan dari salam pembuka.
Melangkah setapak di depan rumah ku jumpai seekor kucing menyapaku, kucing memakai baju rapi berwarna belang seperti zebra dan berdasi bagai pemain pantomim. “Hai mbak apa kau benci dengan negeri ini atau dunia ini?” sungguh aneh. Ini nyata atau hanya halusinasiku saja? “Aku tidak akan benci negeri ini ataupun dunia ini, jika aku benci sama aja aku benci Sang Pencipta.” Kataku dengan tegas.
Ku telusuri jalan setapak yang mungkin tak pernah dilalui apa pun apalagi orang, angin pun jarang melewati jalan ini. Debu-debu takut matanya terkena debu yang berterbangan dan hujan juga takut dirinya basah terkena air mata langit. Ku lalui jalan yang mengerikan siapa tahu jawabannya ada dalam jalan itu. Gelap terang gelap terang sebentar gelap sebentar terang, seperti lampu disko. Kucing itu tetap mengikutiku tapi ku biarkan saja mungkin dia bisa menemaniku dan menjagaku di saat seperti ini. Siang atau malam di sini tidak dapat diprediksi hanya kaki yang bersuara dan desah napas panjang menahan takut akan ada kebuasan di tengah sana namun dalam takut aku meringis.
“Hei pus ada cahaya lampu, siapa tahu itu petunjuk.” “Mana? tidak ada!” si kucing tidak melihatnya? Aneh! “Bukankah itu seperti lampu di kamarku? Iya seperti lampu di kamarku.”
Aku berlari mengejar lampu itu semakin aku mengejarnya semakin lampu itu menjadi kecil dan menjauh tetapi saat aku berhenti dia juga berhenti. Aku lambatkan langkahku dan dia mulai diam aku berusaha mendekati dan menggapainya. Aku buka mataku lebar-lebar, ku rasakan angin yang mendadak menghembus pipi dan seluruh tubuhku saatnya aku pegang lampu itu untuk menerangi jalanku lalu kucing pus pus mendadak hilang. Selangkah aku masuk ke dalam ruangan yang gelap. Betapa kagetnya kepalaku terbentur keras ternyata itu bukan ruangan, hanya batu besar yang menghalangi jalan tetapi mengapa ada lampu? Rasanya aku pingsan begitu lama saat terbangun aku sudah di kamar, di tempat tidurku yang empuk, tiba-tiba…
Tok, tok, tok, “Assalamualaikum…” Seseorang mengetuk pintu kamarku ternyata ibuku. Aku langsung berlutut kepadanya. “Ibu maaf Ibu maaf aku belum menemukan jawabannya saat ini apakah dunia ini tetap gila dan apa aku akan jadi gila ibu? Maafkan aku Ibu,” kata-kataku membuat ibuku bengong dan linglung tentang apa yang ku katakan. “Ibu tidak mengerti apa yang kamu katakan, ayo bangun cepat mandi atau rapikan rambutmu saja segera pakai jilbab langsung antar Ibu ke pasar lalu kita masak sayur bayam, ayo bantu Ibu masak buat kamu sarapan lalu berangkat kerja! Ayo!”
Semula aku bingung, andai tahu jawabnya! Sekarang aku tahu jawabnya, sindiran-sindiran itu kegilaan dan keanehan dunia ini ada dalam bunga tidurku, bunga lelap malamku, seakan nyata karena kepala tersayangku dari Tuhan ini terbentur keras sebuah batu yang menghalangi jalanku tadi, tetapi aku tak tahu batu apa itu atau aku hanya terbentur lantai karena aku terjatuh dari kasur empuk tempat meletakkan punggungku dari kebengkokan kursi kerja. Bunga lelap malam bukan hanya bunga tidur yang tidak bisa dikenang. Bunga tidur adalah seuntaian pesan tersirat dari bawah sadar apa yang sedang menghantui hidupmu lalu akan lewat dalam mimpi sekejap. Bunga lelap malam itu memberiku jawaban dunia ini semakin rapuh da
n terbalik.
Manusia-manusia yang semakin diperbudak dunia gila ini, aneh tapi ini adanya! Bunga tidurku menasihati ragaku yang juga semakin tidak memperhatikan jiwaku hingga raga dan jiwaku terkadang terasa terpisah walaupun selalu bersama. Raga manusia memaksa melupakan jiwa dalam melayani dunia aneh ini. Raga bekerja demi dunia namun jiwa terkadang memberontak ingin melupakan dunia. Suatu gaya tarik menarik membuat mereka menjadi terikat. Terkadang raga tidak ingin jiwa ikut dalam melayani dunia namun jiwa menasihati raga lewat alam yang semua orang mempunyai, alam bawah sadar, melalui bunga tidur yang bersemi di malam hari. 
Bun Nda

Tanaman yang Bermanfaat Bagi Kesehatan

Tanaman sudah lama menjadi sahabat manusia dalam membantu menyediakan oksigen bagi kita, tapi beberapa tanaman dapat membantu lebih dalam kesehatan kita...hanya saja kita sering tidak menyadari atau tidak tahu bahwa tanaman tersebut bermanfaat untuk kesehatan kita. Naah... di sini sy beri beberapa contoh tanaman yg mempunyai manfaat bagi kesehatan kita jika kita tanam di rumah... tanaman ini secara otomatis membantu kita untuk sehat... simak yuuuk....
1. Lidah Buaya
Dikutip dari laman  doktersehat.com, lidah buaya sering dianggap sebagai penanda udara yang sudah tidak sehat dan dikenal sebagai ahli pembersih udara. Bahkan satu pot lidah buaya kurang lebih sama dengan sembilan pembersih udara biologis. Lidah buaya menyerap formaldehida monoksida, karbon dioksida, dan karbon monoksida. Pada saat dilingkungan kita memiliki jumlah racun di udara telah melebihi jumlah yang sehat maka daun pada tanaman Aloe terlihat berbintik hitam seakan ingin memberi tahu Anda kalau artinya sinyal untuk pertolongan.
 
2. Ivy/Sirih Belanda

Ivy atau dikenal dengan Sirih Belanda adalah tanaman dalam ruangan paling efektif dalam menyerap formaldehida. Ukuran Ivy per meter persegi dapat menyerap hingga 1,49 gram formaldehida. Selain itu juga menyerap zat-zat berbahaya seperti benzena. Dalam 24 jam, ivy dapat menyerap 90% dari benzena dalam ruangan. Benzena dihasilkan dari sisa pembakaran dan digunakan dalam pembuatan plastik yang beracun bagi tubuh.
 
3. Kaktus
Siapa yang tidak kenal dengan tanaman kaktus yang sangat mudah perawatannya. Tapi taukah Anda ternyata Kaktus sangat besar potensinya dalam menghilangkan bakteri. Selain itu dalam kasus pencemaran, kaktus juga besar untuk mengurangi radiasi. Kaktus adalah tanaman terbaik dalam memfilter udara dan mengatasi radiasi. Kaktus juga baik sebagai penyerap karbon dioksida di malam hari untuk melepaskan oksigen sehingga adanya kaktus di dalam ruangan sangat membantu dalam tidur dan menambah kuantitas.
 
4. Pachira
Ini adalah tanaman sahabat keluarga perokok. Pachira adalam penyerap asap yang baik. Kalau anda tidak dapat menghindari perokok di rumah anda maka waktunya anda memiliki tanaman ini di sekitar anda untuk membantu menyerap asap, karbon dioksida, monoksida, dan melepaskan oksigen.
 
5. Lili Paris
Chlorophytum adalah tanaman yang dapat melakukan fotosintesis di bawah cahaya lemah dan menyerap udara berbahaya. Bahkan menurut penelitian satu pot Chlorophytum di kamar seluas 200 kaki persegi cukup untuk digunakan sebagai filter udara untuk menyerap karsinogen (formalin dan stirena) dan melepaskan oksigen. Selain itu dapat mengurai benzena dan nikotin dalam tembakau juga.
 
6. Suplir Adiantum
Mungkin ini tanaman yang wajib dimiliki para orang IT dan kantoran. Adiantum mampu menyerap radiasi dan menyerap Xylene dan Toluene yang dihasilkan oleh monitor dan printer. Adiantum menyerap 20 mikrogram per jam formaldehyde dan dianggap salah satu tanaman sebagai pembersih alami yang paling efektif. Apabila rumah anda baru di cat dan ada perokok maka Anda harus mempertimbangkan Adiantum sebagai dokter tanaman Anda. Tanaman ini banyak jenisnya looh, bukan cuma ini saja...
 
7. Palem Kuning
Palem kuning berungsi sebagai pembersih udara, tanaman ini dapat menyerap racun-racun yang dikeluarkan oleh asap rokok atau asap kendaraan. Tanaman ini sering kita liat di dalam gedung, tapi tanaman ini harus mendapat asupan sinar matahari juga looh... jadi minimal 1 jam dalam sehari diletakkan di luar ruangan yang mendapat sinar matahari. 
 
8. Lidah Mertua 
Lidah mertua dapat menyerap zat beracun pada udara seperti karbondioksida, formaidehyde, benzene dan trichloroethylene. Di Jepang basanya digunakan untuk menghilangkan bau pada perabot rumah tangga. Tanaman ini bisa bertahan hidup dengan air yg limit dan pencahayaan sinar matahari yang kurang, perawatannya sangat gampang dan manfaatnya sangat baik utntuk manusia. Lidah mertua dapat menyerap lebih dari 107 jenis polutan di daerah padat dan asap rokok, dapat juga menyerap radiasi yang dipancarkan dari peralatan elektronik di dalam rumah.

Nah segitu dulu dech untuk kali ini, sy udah lumayan ngantuk...



ES KRIM ALPUKAT

Es krim alpukat yg lezat hanya dari 5 bahan aja, bikinnyapun gampang banget...
Langsung aja dech....

Bahan-bahannya :
1 buah Alpukat matang
200 ml santan, di masak kemudian dinginkan atau bikin santan dengan air matang.
2 sachet (80 gr) susu kental manis, atau sesuai selera
gula pasir secukupnya
1 iris lemon, peras airnya menjadi 1 sdm

Cara membuat :
1. Blender semua bahan sampai halus
2. masukkan dalam wadah dan simpan dalam freezer sampai beku
3. Kalau udah beku tinggal dinikmati dech.... dijamin ueenaak

Eh ada catatan dikit nich, santannya harus pakai air matang yaa atau direbus. kalau lemonnya itu manfaatnya untuk mengawetkan agar tidak cepat basi karena ada santannya tapi buat nambah segar juga sich. Naah esnya itukan kaku, kalau mau ambil esnya rendam dulu sendok di dalam air panas biar gampang nyendoknya. Okeyyy.... Selamat mencobaaa... #lyna

Selasa, 19 Juli 2016

Pallu Konro



Bahan / bumbu yang digunakan :
750 gram iga sapi, cici bersih dan potong sesuai tulangnya
2 sendok makan minyak goreng
2 liter air
1 sendok makan asam jawa, direndam dalam sedikit air dan saring
3 sendok makan kecap
2 sendok makan bawang goreng

Bumbu yang dihaluskan :
3 butir keluwak, ambil isinya
1½ sendok teh ketumbar sangrai
5 Siung bawang merah
4 siung bawang putih
8 butir merica
4 butir cengkeh
2 sendok teh garam

Cara Membuat Pallu Konro
.Pertama-tama panaskan minyak terlebih dahulu dan tumis bumbu halus sampai harum.
.Masukkan iga sapi, aduk-aduk hingga tulang iga berubah warna. Tambahkan air, didihkan.
.Bubuhi air asam dan kecap. Masak sampai daging iga empuk, tambahkan air kembali bila daging belum empuk. didihkan
.Setelah Cukup empuk, Angkat dan sajikan pallu konro dangan taburan bawang goreng.

= TAHU KRISPY =




Bahan :
*10 buah tahu putih segitiga, kukus selama 15 menit
*3/4 kg tepung terigu cakra
*2 bungkus penyedap rasa
*2 sendok teh baking powder
*Minyak goreng dan garam secukupnya

Bumbu yang harus dihaluskan :
*4 siung bawang putih
*1 bungkus penyedap rasa
*Merica dan garam seperlunya

Cara membuat Tahu Cripsy Renyah Kriuk-kriuk :
1. Potong-potong tahu yang sudah dikukus dengan bentuk kotak 3 cm atau sesuai minat Anda.
2. Setelahnya rendam potongan tahu dalam air yang sudah dilarutkan bumbu halus.
3. Rendam dan masukkan wadah yang tadi sudah berisikan tahu rendaman dalam lemari es selama 1 jam (kurang lebihnya).
4. Kemudian siapkan wadah untuk membuat adonan, masukkan tepung terigu cakra, penyedap rasa, garam dan baking powder. 5. Aduk rata sampai tercampur.
6. Tahu yang sudah direndam dan dimasukkan dalam lemari es dikeluarkan, lalu masukkan dalam adonan (balut tahu). Tepung sedikit ditekan-tekan dan dicubit agar berbentuk crispy ketika digoreng, lakukan hal yang sama sampai adonan habis.
7. Panaskan minyak, lalu goreng tahu pada minyak panas sampai matang (berwarna kuning kecoklatan). Angakat dan tiriskan agar minyak turun.
8. Tahu crispy bisa disajikan.

BY Resepnasional

Selamat mencoba bunda

GULAI IKAN TONGKOL



Bahan-bahannya:
* 1 ekor ikan tongkol, potong potong
* Santan, dari 1 kelapa
* 2 lembar daun jeruk
* 2 btg serai, geprek
* 1 ruas lengkuas, geprek
* garam + gula secukupnya

Bumbu Halus:
* 10 buah cabe merah keriting
* 5 buah bawang merah
* 3 siung bawang putih
* 2 cm kunyit
* 3 butir kemiri
* 2 cm jahe

Cara Membuatnya:
1.) Tumis bumbu halus hingga harum, masukan serai, lengkuas & daun jeruk. aduk rata.

2.) Masukan santan. aduk terus agar tdk pecah. masak hingga mendidih.

3.) Masukan ikan, garam + gula secukupnya. masak dgn api kecil hingga bumbu meresap, hingga kuah sedikit menyusut & ikan matang.

IKAN KAKAP LADA HITAM



Bahan-bahannya:
* 500 g ikan kakap, potong sesui selera (bs diganti dgn ikan lain)
* 1 buah jeruk nipis
* 2 batang serai, memarkan
* 1 sdt lada hitam, tumbuk kasar
* 5 buah cabe rawit, iris serong
* 1 sdm saus tiram
* 1 sdt air jeruk / air asam jawa
* gula + garam secukupnya

Bumbu Halus:
* 6 buah bawang merah
* 3 siung bawang putih
* 1 cm jahe

Cara Membuatnya:
1.) Bersihkan ikan, lumuri dgn air jeruk nipis & garam. biarkan selama 15 menit.

2.) Cuci ikan, tiriskan & goreng hingga matang. Angkat & sisihkan.

3.) Tumis bumbu halus hingga wangi, masukan serai, aduk rata.

4.) Masukan air jeruk nipis, saus tiram, lada hitam, gula, garam & sedikit air.

5.) Masukan ikan & irisan cabe rawit, aduk rata. masak dgn api kecil hingga bumbu meresap.

6.) Angkat & Sajikan.

= Resep Jamur Crispy Super Renyah dan Gurih =


Bahan :
* 200 gram jamur tiram, cuci, peras dan suwir-suwir
* Minyak goreng
Bahan Pencelup Cair :
* 50 gram tepung terigu
* 1/2 sdt baking powder
* 1 siung bawang putih, geprek
* 1/4 sdt garam
* 1/4 sdt merica bubuk
* 125 ml air
Tepung Pelapis :
* 250 gram tepung terigu
* 25 gram tepung maizena
* 1/4 sdt baking powder
* 1/4 sdt kaldu ayam bubuk
* 1/2 sdt merica bubuk
* 1/2 sdt garam
Cara Membuat :
* Campurkan semua bahan pencelup cair dan aduk sampai tak ada tepung yang menggumpal.
* Masukkan jamur yang sudah bersih ke dalamnya.
* Campurkan semua bahan tepung pelapis sampai rata.
* Gulingkan jamur yang sudah dicelupkan dalam bahan pencelup selama beberapa kali sampai semua jamur tertutup tepung.
* Panaskan minyak dalam penggorengan.
* Deep fry jamur sampai matang.
* Angkat dan tiriskan.
* Jamur siap disajikan bersama saus tomat, sambal atau mayonnaise.
Selamat mencoba bunda

KLAPERTAART


Bahan:
100gr tepung terigu protein sedang
75gr tepung maizena
6 butir kuning telur
2 sachet susu Dancow full cream
1 kaleng Susu Kental Manis
150gr gula pasir
150gr margarine kualitas baik
2 butir kelapa yang diambil dagingnya(tidak terlalu muda,juga tidak terlalu tua)
1 liter air (saya memakai air kelapa,jika takaran kurang bisa ditambah air putih)
bubuk kayu manis

Topping:
Coklat blok (DCC) diserut
Keju cheddar parut
Strawberry Jam
Kismis + bubuk kayu manis
Milo
(bisa diganti sesuai selera)
Cara buat :
1. Campur tepung terigu dengan maizena, tambahakan air secukupnya saja,hanya untuk mencampur. air yang digunakan dengan mengambil air dari bahan diatas. Lalu saring agar tidak bergerindil
2. Kocok lepas kuning telur,masukan ke adonan tepung.
3. Masak air,gula,susu dancow,dan susu kental manis dengan api kecil sambil diaduk agar susu tidak pecah.
4. Ambil sebagian air sebelum mendidih. Masukan ke adonan tepung telur. ini berguna agar telur tidak matang.
5. Masukan adonan tepung telur ke rebusan air sambil terus diaduk agar tidak gosong.
6. Tambahakan daging kelapa dan 1/2 sdt bubuk kayumanis.
7. Aduk terus sampai mengental dan meletup letup. Setelah mengental dan meletup letup matikan api.
8. Masukan margarine,aduk hingga rata. Biarkan uap panasnya hilang. Setelah dingin,masukan ke cup dan beri topping.
SIMPAN DI KULKAS
Semoga bermanfaat.

Crepes Pisang Keju Cokelat



Bahan kulit:
200 g tepung terigu
300 ml susu cair
1/4 sdt garam
1 butir telur
50 g gula pasir
1 sdt baking powder
2 sdm margarin, lelehkan

Bahan isi:
30 g meises coklat
100 g keju cheddar, parut
3 buah pisang raja, potong-potong

Cara Membuat:
• Kulit: Campur telur dan gula pasir, aduk hingga gula pasir larut. Tuang susu cair, aduk rata. Masukkan ke dalam campuran tepung terigu dan baking powder yang sudah diayak. Aduk rata. Tambahkan garam dan margarin. Aduk hingga rata. Diamkan selama 15 menit.

• Panaskan wajan dadar anti lengket. Tuang satu sendok sayur adonan, ratakan hingga tipis. Masak dengan api kecil hingga matang. Lakukan hingga adonan habis. Sisihkan.

• Ambil selembar kulit, tata pisang raja, meises coklat, dan keju cheddar parut di satu sisi. Lipat menjadi bentuk segitiga
• Sajikan.

Crepes Sederhana Homemade




Bahan-bahan:
• 200 gr tepung terigu
• 1 butir telur
• 1 sdt baking powder
• 1 sdt vanila bubuk
• 1/4 sdt garam
• 5 sdm gula pasir
• 1 sdm margarin, lelehkan
• 1 gelas air matang
• 2 sdm susu bubuk

Topping:
• Selai cokelat/ meses
• Selai strawberry
• Keju
• Buah pisang

Cara membuat:
• Kocok telur gula pasir dan garam hingga larut. Campur tepung terigu dengan susu bubuk, baking powder dan mentega hingga halus. Bisa dengan bantuan mixer agar adonan halus.

• Siapkan teflon, panaskan api sedang atau kecil. Tuang 1 sendok sayur atau tipis saja agar lebih krispi. Beri toping di atasnya.

• Biarkan hingga agak kering, lalu ambil salah satu sisinya dan dilipat dua kali.
 Siap sajikan dengan teh atau kopi.

Senin, 18 Juli 2016

Ayam Coca Cola




Bahan-bahan Ayam Bumbu Coca Cola :
• Ayam fillet atau 1 ekor ayam yang dipotong-potong
• Coca cola 150 mili liter
• Jahe 1/2 ruas jari ( dihaluskan )
• Bawang putih 3 siung
• Bawang bombay 2 buah ( diiris-iris )
• Jamur kancing 8 buah ( diiris sedang )
• Garam 1/2 sendok teh
• Merica atau lada bubuk ( secukupnya )
• Minyak goreng 1 sendok makan atau margarine 1 sendok makan ( digunakan untuk menumis )
• Daun bawang dan wijen secukupnya ( digunakan sebagai taburan )

Cara Membuat Ayam Bumbu Coca Cola :
1. Pertama-tama cuci ayam hingga bersih , sisihkan .
2. Selanjutnya tumis bawang bombay , jahe dan bawang putih hingga harum . lalu tambahkan garam dan merica secukupnya .
3. Setelah itu masukkan potongan ayam lalu tumis lagi hingga wangi sedap . kemudian masukkan coca cola sedikit demi sedikit . kecilkan api , lalu tutup hingga ayam empuk dan matang .
4. Kemudian buka sebentar tutupnya , masukkan jamur . ( bila perlu silahkan tambahkan sedikit air ) tutup lagi dan masak hingga matang dan bumbu coca cola meresap kedalam daging .
5. Resep Membuat Ayam Bumbu Coca Cola Sedap siap disajikan dengan taburan daun bawang dan wijen di atasnya .

Selesai , jika kita lihat bahan-bahan dan cara membuat ayam bumbu coca cola ini cukup mudah bukan ? anda tidak akan memerlukan waktu yang lama dalam proses menyiapkan bahan-bahan dan meracik bumbunya . karena sangat mudah dan praktis banget , cocok sekali bagi anda yang sedang tidak memerlukan waktu yang lama dalam memasak . yasudah , selamat mencoba dan berkreasi sendiri

Resep Ayam Bakar Kecap Pedas


Bahan-bahan :
1 ekor ayam ukuran sedang, potong menjadi 4 bagian, cuci bersih.
3 lembar daun salam
6 sdm Kecap Manis Bango
2 sdm air asam jawa
300 ml air

Bumbu halus :
5 butir bawang merah
4 siung bawang putih
8 buah cabe merah keriting
10 buah cabe rawit
1/2 sdt ketumbar
1 ruas jari kunyit
1 ruas jari jahe
1 ruas jari lengkuas
Garam dan gula secukupnya

Cara Membuat :
Blender atau ulek semua bahan bumbu halus.
Lumuri ayam dengan bumbu halus, biarkan selama 30 menit agar bumbu meresap.
Setelah 30 menit tambahkan air, daun salam, kecap manis, dan air asam pada ayam yang telah dibumbui. Ungkep hingga ayam empuk dan kuah mengental, angkat, tiriskan.
Bakar ayam yang telah berbumbu diatas bara api hingga permukaannya agak kering sambil diolesi dengan sisa bumbu ungkepnya.
Sajikan bersama sambal dan lalapan.

Ayam Sarang Semut


Bahan-bahan
500 gramDaging Ayam
5 butirBawang Putih
1 ruasJahe
1 ruasLengkuas (Laos)
1 ruasKunyit
sendok makanGaram
500 mlAir
6 sendok makanTepung Sagu +
Langkah
Haluskan:
bawang putih, lengkuas, jahe, dan kunyit
+
Masukkan ayam dan air ke dalam panci, tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan & garam. Rebus hingga air tinggal setengahnya, angkat
+
Campur sisa air rebusan ayam dengan tepung sagu, aduk rata (adonan ini encer ya, kalo kurang encer bisa ditambah air atau kurangi tepungnya)
+
Goreng ayam sambil tuangkan adonan kremes sedikit demi sedikit (pakai sendok makan bisa), tutup ayam dengan adonan (dilakukan waktu adonan masih setengah matang), masak hingga matang & angkat. siap disajikan
smile emoticon

note:
lebih baik goreng ayamnya setengah matang dulu baru masukkan adonan, supaya tepungnya tidak gosong

Udang Jamur Saus Pedas



Bahan-Bahan

500 gram udang

200 gram jamur kancing (bisa direbus dulu sebelumnya)

2 sdm saus sambal

1/2 butir bawang bombay, cincang halus

2 siung bawang putih, cincang halus

2 buah cabai merah besar, iris serong

2 buah tomat, potong kecil-kecil

5 buah cabai rawit, iris tipis

gula, garam, dan mentega secukupnya

air perasan jeruk nipis untuk merendam udang

Cara Membuat

Cuci dan bersihkan udang, rendam dalam air perasan jeruk nipis sebentar. Panaskan wajan, lelehkan mentega, masukkan irisan bawang bombay, bawang putih, tomat,dan cabai. Tumis hingga harum. Masukkan udang dan jamur kancing, tambahkan sedikit air. Tambahkan saus sambal, gula, dan garam secukupnya. Aduk rata dan masak hingga matang.